Selasa, 29 Juni 2010

Al-Qur'an, Surah At-Taubah: 5

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi ornag-orang kafir, kecuali jika mereka sudi bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kemudian mereka mendirikan shalat dan membayar zakat. Apabila mereka sudah menjalankan semua itu, maka jiwa dan harta mereka aku lindungi, kecuali yang dipungut untuk kepentingan Islam maka Allah-lah yang menentukan perhitungannya.

Selasa, 15 Juni 2010

Rasa Malu (untuk berbuat dosa) Adalah Bagian dari Iman

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwa suatu ketika Rasulullah Saw. melewati seseorang laki-laki Anshar yang sedang menasehati saudara laki-lakinya agar jangan malu-malu, kemudian Rasulullah Saw. bersabda:"Biarkanlah saudara laki-lakimu itu, karena rasa malu adalah bagian dari iman."

Senin, 14 Juni 2010

Tinggi Rendahnya Iman Tergantung Pada Amal Baik Yang Dikerjakan - 2

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudriy r.a., dia berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda, Ketika aku sedang tidur, aku bermimpi ada orang-orang yang berpakaian diperlihatkan kepadaku, mereka ada yang berpakaian sampai ke dada, ada yang berpakaian lebih pendek lagi, dan Umar bin Al-Khaththab diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu dengan mengenakan pakaian panjang sampai menyentuh tanah". Para sehabat bertanya: "Ya Rasulullah! bagaimana Anda menafsirkan mimpi tersebut?" Beliau menjawab:" Pakaian tersebut adalah agama".

Minggu, 13 Juni 2010

Tinggi Rendahnya Iman Tergantung Pada Amal Baik Yang Dikerjakan - 1

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudriy r.a., dari Rasulullah Saw., beliau bersabda:"Ketika penghuni surga masuk ke dalam surga dan penghuni neraka masuk ke dalam neraka, Allah Swt. berfirman, 'Keluarkanlah penghuni neraka yang didalam hatinya terdapat iman meskipun seberat biji sawi'. Maka mereka dikelurkan dari neraka dalam tubuh yang hitam kelam, lalu mereka dimasukan ke dalam sungai Al-Haya atau Al-Hayat".6 Malik ragu-ragu, apakah Al-Haya atau Al-Hayat." Kemudian merekan tumbuh bagai butir padi di dekat aliran air. Tidaklah kau tahu bahwa padi tersebut tumbuh agak menguning dan melamba?."

Jumat, 11 Juni 2010

Sabda Nabi Saw.:"Aku Orang Yang Paling Mengenal Allah"

Diriwayatkan dari 'Aisyah r.a., dia berkata: Rasulullah Saw. senantiasa memberikan perintah kepada kaum muslimin menurut kemampuan mereka, lalu suatu ketika mereka mengatakan: "Kami tidak seperti Anda, Ya Rasulullah! Karena Allah telah mengampuni dosa Anda yang lalu dan yang akan datang". Maka Rasulullah Saw. marah sehingga kemarahan tersebut tampak do wajah beliau, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling bertakwa dan paling menganal Allah adalah aku."

Kamis, 10 Juni 2010

Menghindari Fitnah Adalah Bagian Dari Islam

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudriy r.a., dia berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Akan tiba suatu massa di mana harta yang terbaik bagi seseorang muslim adalah kambing yang dia gembalakan dipuncak-puncak gunung dan di lembah-lembah hujan turun, yang dengan itu dia menyelamatkan agamanya dari berbagai fitnah 5."

Rabu, 09 Juni 2010

Tanda Iman Antara Lain Mencintai Kaum Anshar - 2

Diriwayatkan dari 'Ubadah bin Asn-Shanit r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda ketika sedang dikerumuni oleh para sahabat beliau:"Berbaiatlah! Ucapkan janji setia kalian kepadaku untuk tidak meyekutukan sesuatu dengan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak berkata dusta/memfitnah, dan tidak berhenti menganjurkan kebaikan. Barangsiapa di antara kalian memenuhi janjinya dalam hal tersebut, maka Allah-lah yang menanggung pahalanya, dan barangsiapa berdosa (dengan melanggar janji tersebut), lalu dia disiksa di dunia, maka siksanya itu sebagai pelebur dosanya, dan barang siapa berdosa (dengan melanggar janji tersebut), kemudian Allah menutupi dosanya di dunia, maka kelak diakherat terserah Allah. Jika Allah mau, maka Allah akan memaafkannya dan jika Allah mau, maka Allah akan menyiksanya". Kata 'Ubadah:"maka kami pun membaiat Rasulullah Saw. dalam hal tersebut."

Selasa, 08 Juni 2010

Tanda Iman Antara Lain Mencintai Kaum Anshar - 1

Diriwayatkan dari Anas.r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda:"Tanda iman adalah mencintai orang-orang Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membanci orang-orang Anshar."

Senin, 07 Juni 2010

Nikmatnya Iman

Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda:"Ada tiga hal yang barang siapa mencapainya, maka dia akan merasakan nikmatnya iman: 1. Allah dan Rasul-Nya dicintai olehnya melebihi segala-galanya. 2. Mencintai orang lain hanya karena Allah. 3. Membenci kekafiran sebagaimana kebenciannya dimasukan api neraka."

Minggu, 06 Juni 2010

Mencintai Rasulullah Saw. Adalah Bagian Dari Iman - 2

Diriwayatkan dari Anas.r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Demi Allah yang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika aku lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya sendiri serta semua umat manusia"

Mencintai Rasulullah Saw. Adalah Bagian Dari Iman - 1

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Demi Allah yang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika aku lebih dicintai olehnya daripada orang tua dan anaknya sendiri"

Jumat, 04 Juni 2010

Diantara Keimanan Adalah Menyayangi Mukmin Lain Sepeti Menyayangi Diri Sendiri

Diriwayatkan dari Annas r.a., dari Nabi.Saw., beliau bersabda:" Demi Allah yang menguasai diriku! seseorang di antara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika dia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti dia menyayangi dirinya sendiri."

Kamis, 03 Juni 2010

Memberi Makan Orang Lain Adalah Bagian Dari Islam

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw.:"Bagaimana menjadi muslim yang baik?" Rasulullah Saw. menjawab:"Berikan makanan pada orang lain, ucapkan salam (berikan kedamaian) kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal."

Siapa Muslim Yang Terbaik?

Diriwayatkan dari Abu Musa r.a., dia berkata: Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Saw., "Ya Rasulullah! siapa muslim yang terbaik?" Beliau menjawab, "Muslim yang lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain."

Seorang Muslim adalah Orang Yang Lidah dan Tangannya Tidak Menyakiti Muslim Lain - 1

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah."

Perihal Iman

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw., beliau bersabda: "Iman itu bercabang menjadi enam puluh lebih, dan rasa malu (untuk berbuat maksiat) adalah satu cabang iman."

Sabda Nabi Saw.: "Islam Ditegakkan Di atas Lima Pondasi"

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., dia berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Islam ditegakkan di atas lima pondasi: 1)Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. 2) Mendirikan salat. 3) Menunaikan Zakat. 4) Berjadi. 5) Berpuasa pada bulan Ramadhan."

Rabu, 02 Juni 2010

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 7

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. Bahwa Abu Sufyan bin Harb pernah memberitahukan kepadanya bahwa Heraclius pernah mengirim utusan kepadanya ketika dia memimpin suatu kafilah suku Quraisy. Ketika itu mereka berniaga di Syam pada saat gencatan senjata antara Rasulullah Saw. Dengan Abu Sofyan dan orang-orang kafir Quraisy. Abu Sufyan dan rombongannya menemui Heraclius ketika mereka berada di Ilya (Yerusalem). Heraclius yang didampingi oleh para pembesar Romawi memanggil Abu Sufyan dan rombongannya melalui seorang penerjemah. Heraclius bertanya:” Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan kerabatnya dengan orang yang mengaku dirinya menjadi nabi itu? 2 Abu Sufyan menjawab: “ Saya”. Kata Heraclius:” Suruh dia mendekat kemari dan suruh teman-temannya berada di belakangnya”. Kata Heraclius kepada penerjemahya: “ Katakan kepada mereka aku akan bertanya mengenai orang yang mengaku menjadi nabi itu dan jika dia (Abu Sufyan) berdusta, katakan bahwa dia (Abu Sufyan) berdusta”. Kata Abu Sufyan:”Demi Allah! Jika ketika itu saya tidak merasa malu dan takut dituduh bohong oleh teman-teman saya, niscaya saya akan memberikan jawaban dusta kepada Heraclius tentang nabi. Pertanyaan pertama yang ditanyakan Heraclius kepada saya adalah, “Bagaimana nenek moyang laki-laki yang mengaku menjadi nabi itu?' Saya menjawab:' Dia keturuanan orang-orang terhorma.' Tanya Heraclius selanjutnya, 'Apakah ada orang lain sebelum dia dari sukumu yangmengaku menjadi nabi?” Saya menjawab, 'Tidak ada'. Heraclius bertanya lagi, ' Apakah nenek moyangnya ada yang menjadi raja?'Saya menjawab:'Tidak ada'. Tanya Heraclius selanjutnya, 'Apakah pengikutnya kaum bangsawan ataukah rakyat biasa? ' Saya menjawab, 'Rakyat biasa'. Tanya Heraclius lagi, 'Pengikutnya terus bertambah ataukah berkurang? ' Saya menjawab, 'Terus bertambah'. Heraclius bertanya lagi, 'Apakah ada salah seorang pengikutnya yang keluar dari agamanya karena tidak suka setalah memluknya?' Saya menjawab, 'Tidak ada,' Heraclius bertanya lagi, ' Apakah kalian pernah menuduhnya berdusta sebelum dia mengaku menjadi nabi? ' Saya menjawab, ' Tidak pernah'. Tanya Heraclius selanjutnya, 'Pernahkah dia ingkar jani?' Saya menjawab, 'Tidak pernah. Sekarang ini kami sedang mengadakan gencatan senjata dengannya dan kami tidak tahu apa yang akan dia perbuat dalam gencatan saenjata ini'. Kata Abu Sufyan: “Tidak saya temukan satu katapun untuk menyangkal Heraclis kecuali kata yang terakhir tadi. “Heraclius bertanya lagi, 'Apakah kalian pernah berperang dengannya?' Saya menjawab, 'pernah'. Tanya Heraclius lagi, 'Bagaimana peperangan tersebut? Saya menjawab, 'Dia pernah menang dan kami juga pernah menang'. Heraclius bertanya lagi, 'Apa yang dia serukan kepada kalian? ' Saya menjawab, 'Dia menyutuh kami menyembah Allah satu-satu-Nya tenpa mempersekutukan sesuatu dengan-Nya dan menyeru kamimeninggalkan tuhan-tuhan yang disembah oleh nenek moyang kami. Dia juga menyuruh kami mengerjakan sholat, berkata dan berlaku jujur, menjaga kesucian diri dan menyambung sanak famili'. Kata Heraclius kepada penerjemahnya: “Katakan kepadanya (Abu Sufyan), 'Aku tanyakan kepdamu tentang basib laki-laki yang mengaku menjadi nabi itu lalu kamu menjawab vahwa dia keturunan orang-orang terhormat, memang begitulah para rasul di utus dari nasab yang mulia. Aku tanyakan kepdamu, 'Apakah ada orang lain sebelum dia yang mengaku menjadi nabi', lalu kamu menjawab, 'Tidak ada'. Kalau ada orang lain sebelum dia mengaku menjadi nabi, maka dia hanya meniru ucapan orang lain tersebut. Aku tanyakan kepadamu, 'Apakah adal salah seorang nenek moyangnya yang menjadi raja, lalu kamu menjawab, 'Tidka ada'. Kalau ada salah seorang nenek moyangnya yang menjadi raja berarti dia menuntut kembali kerajaan nenek moyangnya.

Aku bertanya kepadamu, 'Apakah kamu pernah menuduhnya berdusta sebelum dia mengatakan bahwa dia seorang nabi, lalu kamu menjawab, 'Tidak'. Aku yakin bahwa dia yang tidak pernah berkata dusta kepada semua orang itu tidak akan berdusta tentang Allah. Aku bertanya kepadamu, 'Apakah para pengikutnya orang-orang bangsawan ataukah rakyat biasa, kemudian kamu menjawab, 'Rakyat biasa'. Memang pengikut para rasul itu kebanyakan rakyat biasa. Aku bertanya kepdamu, 'Apakah pengikutnya terus bertambah', memang demikianlah iman yang benar kalau sudah mantap.

Aku bertanya kepadamu, 'Apakah ada salah seorang pengikutnya yang keluar karena tidak senang setelah memeluk agamanya, lalu kamu menjawab, 'Tidak ada'. Memang begitulah iman kalau sudah meresap ke dalam hati. Aku bertanya kepadamu, 'Apakah dia pernah ingkar janji', lalu kamu menjawab,'Tidak pernah'. Memang para rasul tidak ada yang ingkar janji. Aku bertanya kepadamu, 'Apa yang dia serukan kepdamu', lalu kamu menjawab, 'lalu kamu menjawab, 'Bahwa dia menyeru kamu menyembha Allah satu-satu-Nya tanpa kamu sekutukan sesuatu dengan Nya dan dia melarang kamu menyembah berhala, menyuruh kamu mengerjakan salat, berkata dan berlaku jujur, serta menjaga kescuian diri'. Jika apa yang kau katakan itu benar, maka tidak lama lagi dia akan menduduki tempat kedua kakiku ini. Aku tahu (dari kitab Injil) bahwa wilayah kekuasaannya akan meluas. Tapi aku tidak yalin kalau dia berasal dari kaummu. Seandainya aku tahu bahwa aku bisa bertemu dengannya tentu aku akan segera menemuinya. Kalau aku berada disisinya tentu akan aku basuh kedua telapak kakinya'. Kata Abu Sufyan: “Setelah itu Heraclius meminta surat yang dikirimkan oleh Rasulullah Saw. Melalui Dihyah kepada gubernur Bushra. Kemudian surat tersebut diserahkan kepadanya dan dibacanya, yang isinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya ditujukan kepada Heraclius, penguasa Byzantium. Kedamaian bagi orang yang mengikuti jalan kebenaran. Selanjutnya aku mengajak Anda dengan seruan Islam. Masuk Islamlah, maka Anda akan selamat lalu Allah akan memberi Anda pahala dua kali lipat, tetapi jika Anda menolak seruan masuk islam ini, maka Anda akan menanggung dosa kaum Arisiyyin. Aku tuliskan di dalam surah ini firman Allah Swt. (yang artinya): “Hai ahli kitab!marilah kita bersatu dalam kata yang sama antara kami dengan kalian bahwa kita tidak menyembah selain Allah, dan bahwa kita tidak mempersekutukan sesuatau dengan-NYA, serta sebagian kita tidak menjadikan sebagaian yang lain sebagai sesembahan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah, 'Saksikanlah bahwa kami orang-orang yang berserah diri kepda Allah”. (Al-Qur'an, surah Ali Imran ayat 64). Kata Abu Sufyan, 'Begitu Heraclius selesai berbicara dan membaca surat itu, ruangan pertemuan tersebut menjadi gaduh dan surara-suara keraspun bersahutan sehingga kami disuruh keluar'. Saya katakan kepada teman-teman saya,'Sungguh hebat putra Abu Kabsyah (julukan yang diberikan oleh Abu Sufyan untuk memperolok Nabi Saw.), sehingga dia ditakuti oleh raja Bani Ashfar dan saya selalu percaya bahwa dia akan menjadi penakluk, sehingga akhirnya Allah membuatku menjadi pemeluk Islam.3

Ketika itu Ibnu An-Nathur menjadi gubernur Ilya', sedangkan Heraclius adalah pemimpin orang-orang Nasrani Syam. Ibnu An-NAthur menceritakan bawa, ketika Heraclius mengunjungi Ilya' (Yerusalem). Dia bangun tidur dipagi hari dengan wajah murung, kemudian dia ditanya oleh para pendetanya, ' Apa yang membuat Anda murung?'Kata Ibnu An-Nathur,'HEraclius adalah seorang astrolog/peramal yang berpedoman pada bintang-bintang'. Heraclias menjawab,' Semalam ketika aku melihat bintang-bintang, aku melihat bahwa pemimpin orang-orang yang berkhitan telah muncul, lalu bangsa manakah yang berjhitan?' Mereka menjawab,' Tidak ada yang berkhitan kecuali orang-orang Yahudi. Jangan cemas dengan orang-orang Yahudi! Tulis saja surat kepada semua penguasa di seluruh pelosok negeri Anda untuk membunuh semua orang Yahudi yang ada diwilyah masing-masing'. Ketika mereka sedang membicarakan hal itu, ada seorang utusan Ghassan menghadap Heraclius untuk menyampaikan surat dari Rasulullah Saw. Kepadanya. Setrelah Heraclis membaca surat itu, dia mengatakan kepada anak buahnya, 'Periksalah pembawa surat ini, apakah dia berkhitan atau tidak?' Mereka memeriksannya, lalu mereka beritahukan kepada Heraclius bahwa dia berkhitan. Heraclius bertanya kepada pembawa surat tersebut mengenai orang-ornag Arab, lalu pembawa surat tersebut menjawab bahwa orang-orang Arab juga berkhitan. Kata Heraclius,'Penguasa Arab yang berdaulat4 telah muncul'. Setelah itu Geraclius menulis surat kepada temannya di Roma yang ilmunya setingkat dengannya. Kemudian Heraclius pergi ke kota Himsh (di Syiria) dan dia tidak beranjak dari kota itu, sehingga dia mendapat surat balasan dari temannya yang sependapat bahwa telah muncul seorang nabi, yaitu Muhammad yang mengirimkan surat kepadanya.

Heraclius mengundang para pejabat Romawi untuk berkumpul di istannya di kota Himsh,lalu dia memrintahkan agar semua pintu istana di kunci, kemudian dia menemuai para pejabat tersebut, lalu berkata, 'Hai seluruh bangsa Romawi! Jika kalian menginginkan kemenangan dan jalan yang benar, serta menginginkan agar kekuasaaan kalian tetap abadi, maka berbaitlah kepada Nabi Muhammad (masuklah Islam)!'. Mendengar itu, para undangan berlarian hiruk-pikuk bagai keledai liar menuju pintu-pintu keluar, trtapi kereka dapati semua pintu telah terkunci. Setwlah Heraclius, mengerti bahwa mereka tidak menyukai Islam dan tidak mungkin mereka beriman (dengan mengikuti Nabi Muhammad Saw.), maka dia berkata, 'Suruh mereka kembali kepadaku!' Lalu dia berkata lagi, 'Sesungguhnya aku berkata seperti itu tadi hanya untuk menguji seberapa kokoh agama kalian dan aku sudah membuktikannya'. Mendengar itu, mereka bersujud kepada Heraclius dan merasa lega kembali. Demikianlah akhir kisah Heraclius.”

Senin, 31 Mei 2010

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 6

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata: Rasulullah Saw. adalah orang yang paling dermawan. Puncak kemurahan hati beliau adalah pada bulan Ramadhan, ketika beliau ditemui oleh Jibril a.s. JIbril menemui pada setiap malam di bulan ramadhan untuk tadarus Al-Quran dengan beliau. Sungguh kemurahan hati Rasulullah Saw. melebihi kemurahan angin yang di utus untuk menurunkan hujan.

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 5

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. Tentang firman Allah Swt. dalam surah Al-Qiyamah, ayat 16. Kata Ibnu Abbas r.a.: Semula Rasulullah Saw. Ingin segera menirukan wahyu yang ditirukan kata demi kata karena khewatir tidak bisa menghapalnya, dan beliau menggerakan kedua bibirnya. Kata Ibnu Abbas: Aku menggerakan kedua bibirku sebagaimana Rasulullah Saw. menggerakan kedua bibirnya, lalu Allah Swt, menurunkan ayat (yang artinya) : “Janganlah kamu gerakan lidahmu hai Muhammad karena hendak cepat-cepat menguasai bacaan Al-Quran! sesungguhnya tanggungan Kami-lah untuk menghimpunnya dalam dadamu dan memberimu kemampuan untuk membacanya,” (Al-Quran, surah Al-Qiyamah:16-17). Kata Ibnu Abbas, 'Allah akan menghimpun Al-Qur'an di dalam dada Nabi Saw. Dan memberi beliau kemampuan untuk membacanya'. “Maka apabila Kami telah membacakannya kepadamu (melalui Jibril) ikutilah pembacaannya!” (Al-Qur'an, surah Al-Qiyamah:18). Kata Ibnu Abbas r.a. 'Maksudnya: Dengarkan dulu dan diamlah!,”Kemudian Kami-lah yang akan menjelaskannya”, (Al-Qur'an, surah Al-Qiyamah: 19), yakni: Kami-lah yang akan membuatmu bisa membacanya. Setelah ayat-ayat itu diterima oleh Nabi Saw., maka apabila beliau di datangi oleh Jibril, beliau mendengarkannya, kemudian setelah Jibril pergi Nabi Saw. Menirukan bacaan Jibril tersebut'.

Minggu, 30 Mei 2010

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 4

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Al-Anshariy r.a. mengenai terhentinya wahyu untuk sementara waktu. Jabir menuturkan hadis Nabi Saw.: "Ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, kemudian aku mendongakkan kepalaku ke atas, tiba-tiba ada malaikat - yang pernah mendatangiku di gua Hira'-duduk diatas kursi antara langit dan bumi, sehingga aku merasa takut, lalu aku pulang, kemudian aku katakan kepada keluargaku, "Selimutilah aku, selimutilah aku!" Kemudian Allah Swt. menurunkan ayat-ayat berikut (yang artinya), 'Hai orang yang berselimut! bangunlah dan sampaikanlah peringatan! TUhanmu, agungkanlah!, pakaianmu, bersihkanlah! dan segala yang keji, tinggakanlah!'. (Al-Qur'an, Surah Al-Muddatsir ayat 1-5). Setelah itu wahyu sering turun silih berganti.

Rabu, 26 Mei 2010

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 3

Diriwayatkan dari Aisyah, Ummul mukminin r.a., dia berkata: Awal mula wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. berupa mimpi yang benar. Ketika itu Rasulullah Saw. mendapatkan mimpi yang benar seterang cahaya pagi, kemudian beliau sedang berkhalwat. Beliau berkhalawat di gua Hira' untuk beribadah selama beberapa malam sebelum beliau kembali kepada keluarganya. Rasulullah Saw. membawa perbekalan makanan untuk berkhalawat, lalu beliau pulang menemui Khadijah untuk mengambil perbekalan lagi, sehingga ketika berada di dalam gua Hira', beliau tiba-tiba mendapat wahyu. Beliau di datangi malaikat yang mengatakan, "Bacalah!" Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Kata Rasulullah Saw.: "Lalu malaikat itu memeluku keras-keras shingga nafasku terasa sesak, kemudian melepaskanku, lalu dia katakan lagi, "Bacalah!" Aku menjawab, "Ak tidak bisa membaca". Dia memeluku lagi (kedua kalinya) dengan keras sehingga nafasku terasa sesak, lalu dia melepaskanku, kemudian dia katakan lagi, "Bacalah!", "Aku tidak bisa membaca". Dia memeluku lagi (ketiga kalinya) dengan keras sehingga nafasku terasa sesak, lalu dia melepaskanku, kemudian dia membacakanku, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Pemurah", (Al-quran, surah Al-'Alaq:1-3). Kemudian Rasulullah Saw. pulang membawa wahyu dengan hati yang penuh ketakutan. Beliau menemui Khadijah binti Khuwaylid r.a. Kata beliau, "selimutilah aku! Selimutilah aku!" Maka keluarga Nabi Saw. menyelimuti beliau sehingga rasa takut beliau hilang. Beliau ceritakan kepda Khadijah peristiwa yang telah beliau alami. Kata Beliau, "Aku takut akan terjadi sesuatu pada diriku". Khadijah menjawab, "Demi Allah, tidak akan terjadi apa-apa. Allah tidak akan membuatmu hina, karena engkau selalu menyambung sanak kerabat, menolong fakir miskin, menghormati tamu dan membantu orang-orang yang tertimpa musibah".

Khadijah mengajak Nabi Saw. pergi untuk menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza sepupu Khadijah. Waraqah adalah orang yang beragama Nasrani pada masa Jahiliyah dan pernah menulis kitab Injil dalam bahasa Ibrani sebanyak yang dikehendaki oleh Allah. Ketika itu Waraqah sudah tua dan buta. Kata Khadijah, "Hai sepupuku! dengarlah kata sepupumu (Muhammad) ini!" Waraqah bertanya kepda Nabi Saw., "Hai sepupuku! Apa yang kau alami?" Rasulullah Saw. menuturkan kepada Waraqah apa yang telah beliau alami, lalu Waraqah mengatakan kepada beliau, "Dia itu An-Namus (Jibril) yang juga telah diutus oleh Allah kepada Nabi Musa. Betapa seandainya aku masih muda dan hidup ketika nanti kaummu mengusirmu!" Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab, " Ya.Tidak adal laki-laki yang menyampaikan wahyu seperti yang kau bawa ini melainkan akan dimusuhi. Seandainya aku masih hidup ketika nanti kau usir niscaya aku akan membelamu dengan segenap kemampuanku". Tidak lama kemudian Waraqah wafat dan wahyu pun tidak turun dalam bebrapa waktu.

Selasa, 25 Mei 2010

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 2

Di riwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Al-Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rosulullah Saw.,"Ya Rasulullah! bagaimana sampainya wahyu kepada Anda?" Rasulullah Saw. menjawab, "Kadang-kadang wahyu diturunkan kepadaku seperti bunyi lonceng dan inilah yang aku rasakan paling berat, kemudian bunyi lonceng tersebut menghilang setelah aku menghapal wahyu yang diturunkan itu. Kadang-kadang malaikat (Jibril) mendatangiku dengan berwujud laki-laki, lalu dia menyampaikan wahyu kepadaku, kemudian aku menghapal apa yang disampaikannya". Kata Aisyah r.a.: "Saya pernah melihat Rasulullah Saw. ketika beliau sedang menerima wahyu pada hari yang sangat dingin, keringat beliau bertetesan dari dahi beliau sesuai menerima."

Kitab Tentang Turunnya Wahyu - 1

Diriwayatkan dari Umar bin Al-khaththab r.a., dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Barang siapa berhijrah dengan niat untuk kepentingan duniawi atau untuk mencari perempuan yang akan dikawininnya, maka balasan hijrahnya dengan niatnya."